Monday, October 16, 2017

detoksifikasi media sosial

Assalamu'alaikum.

i'm back :)

alhamdulillah, setelah tiga tahun lebih tidak update (lama ya), blog ini tidak dihapus google hehehe.


masih saya yang dulu, tiga tahun lebih tua, (semoga lebih dewasa ya pemirsa).
melihat postingan terakhir, bercerita tentang diandra, anak pertama saya. alhamdulillah sekarang sudah ada adiknya. perkenalkan adiknya diandra, Aisyandra , lahir di hari pahlawan tahun 2015. usianya sekarang 23 bulan. ya, time flies :)

alhamdulillah kami sekeluargas sehat alwafiat (ga ada yang nanya padahal hehehe). tinggal di suatu daerah di depok, di rumah yang cicilannya bulan november besok memasuki tahun kelima (horee).

menjaga dua anak di rumah, yang besar sudah TK dan yang kecil akan wisuda S3 ASI bulan depan itu sesuatu sekali. boro boro saya ketak ketik cantik di depan laptop, bisa nonton teleseri favorit tanpa "diganggu" aja sudah bagus :D

ohya, berkaitan dengan judul post kali ini, detoksifikasi media sosial (aduh saya mohon maaf kalau bahasanya salah), saya mau cerita sedikit tentang media sosial yang saya gunakan.

awal awal pakai android, hp dipenuhi aplikasi medsos seperti FB, line, wa, (pernah nyoba path) dan instagram. habis 'nyampah' disini, pindah kesana. scroll yang ini, scroll yang itu. like yang ini, love yang itu. lihat foto temen yang itu, mikir. lihat status temen yang satunya lagi, mikir lagi. abis ngobrol di grup ini, pindah lapak ke sebelah. notif hp nyalaa terus. unread chat 999+. (hahaha banyak ya). belum lagi debat tanpa pak kusir, eh debat kusir maksudnya. duh, saya pusing sendiri.

dan saya sadari, sifat ga bersyukur juga bisa muncul dari banyaknya bergaul di media sosial. aaak anaknya udah bisa ini! ah itu ibok ibok kok cantik kurus banget anak udah tiga! duh jalan jalan mulu itu orang! enak yaa punya pembantu! heuu gitu aja terus (mohon ampun ya Allah)

tanpa dipungkiri, mau tidak mau semua itu menyita waktu. iya apa iya? :(
akhirnya, saya mencoba mendetoks diri, minggir dulu dari beberapa media sosial. aplikasi FB saya hapus, begitu juga line. Grup di WA hanya yang penting saja. Instagram? duh maapkeen saya ga tega hapusnya, sebagai seseorang yang doyan ngomong, kalau ga difasilitasi menulis rasanya akan berat, hehehe. Instagram biasa saya isi dengan perkembangan anak anak.

hasilnya? cukup berasa sih. saya ga lagi scroll scroll FB (couples minute saved, yeey).
sesungguhnya dunia nyata itu lebih indah dari dunia maya, insyaAllah :)


dear blogspot, saya ga janji akan rajin menemui kamu, tapi saya usahakan yaa. writing is fun!



No comments:

Post a Comment