Sunday, March 18, 2012

Friendship is..

Bismillah


Dear Allah, i'm grateful for persons who inspires, who reminds, who compliments, who completes, who supports, who encourages, who understands and who does try to :) Ease them who eases me -Herdinda Erudite Riskinya

Tak lagi peduli dengan kata persahabatan. Memang benar, kata persahabatan tak melulu harus diucapkan. Sahabat belum tentu dia yang selalu memanggil dengan panggilan sayang, yang mengutarakan cinta di setiap akhir percakapan. Bukan, bukan itu.
Sahabat adalah seseorang yang rela menyatukan hati, dan perasaan. Dia yang mencoba untuk selalu menyemangati, menghibur, mengingatkan saat salah, dan menguatkan saat benar. Dia yang pundaknya selalu ada saat kita ingin menangis, dia yang tepuktangannya paling gemuruh saat kita berhasil. Sahabat adalah dia, yang selalu menjaga kita dalam doa.
True friendship isn't a big thing. It's a million of little things.

Seminggu lalu hati saya terusik, gelisah, dipenuhi emosi tak terarah. Alhamdulillah, setelah dikirimi surat cinta oleh saudari saya calon bidadari syurga, Septi Wulandari, hati ini sudah lebih lega, dan siap 'dibersihkan' dari noda-noda hati yang sempat melekat :')
Biar sekali waktu saya bisa baca suratnya lagi, saya copyin suratnya di blog ini ;

Ukhuwah Islam mengajarkan bagaimana mencintai, bukan membenci. Bagaimana melapangkan, bukan menyempitkan. Bagaimana mengatur sang hati agar selalu berpihak pada iman, dan menghindari kalah-sekalah-kalahnya dengan syaitan.

Ingatlah, semuanya hanya ujian, cuma memilih, untuk terus berjalan beriringan dengan ikhlas memaafkan, atau diam di suatu tempat menyerah pada apa yang fana. Umat ini akan dicoba dan terus dicoba. Sebelum kita ada ujian ukhuwah Umar dan Abu Bakar ra. Sebelum kita ada Abu Dzar dan Bilal bin Rabah.

Hingga Bilal pun menangis berhari-hari di tengah gurun pasir, karena hatinya sakit mendapat verbal attack "si budak hitam" dari sahabat terkasihnya, Abu Dzar. Rasulullah saw mengambil alih karena mendamaikan dua saudara adalah Firman Pencipta semesta.

Dan Abu Dzar berlari-lari menyusuri gurun pasir, menangis juga, hendak berjumpa dengan sang muadzin kesayangan, yang didandani pertama saat hari akhir tiba. Setelah berjumpa, Abu Dzar berkata sambil menaruh pipinya diatas panasnya gurun pasir, "Ini pipiku, tolong injaklah semaumu, tolonglah.."

Hati Bilal terlalu lembut. Bukan Bilal namanya kalau tak kuat menahan berat batu dan diseret-seret dengan kuda keliling kota, Bukan Bilal namanya kalau tak tahan ujian dicambuk dan hanya bernyanyi ahad ahad ahad. Bilal merengkuhnya cepat dan memeluknya.."Aku ini saudaramu..." dan menangis sesunggukan.

Abu Dzar syahid, meninggal sendirian dalam keterasingan, dan shahih hadistnya bahwa terompah Bilal pun sudah terdengar di syurga, padahal raganya masih ada di dalam dunia.

Aku mencintai kalian, sepenuhnya, walau tangis bermalam, dan walau luka berdarah menganga. insyaAllah..semua akan indah pada akhirnya. Aku mencintai kalian, dan sungguhlah, cinta kita takkan sudah diuji disini saja. Tolonglah tetap bersama, aku tak ingin syetan tertawa, karena aku sangat benci sepenuh -bukan setengah- mati padanya.

Ini aku, saudarimu, dan satu lagi Fitri Rachmawati, yang sudah gusar dalam seminggu, ingin selalu menyapa dalam cinta, ingin selalu beruluk salam sehangat jihad. Fitri sibuk ngoding dan aku sibuk ngajar kuliah kerja. Maafkan kami berdua bila tak cepat menunaikan hak kalian, maafkan kami berdua yang telah lalai mendoakan kalian, maafkan kami berdua, yang mungkin terlalu banyak kesalahan. :')

Barakallahu fiikum jami'an, Uhibbukum Fillah, May Allah always give a better day, until we can live in Jannah :')


Begitu terharu, betapa saya dikelilingi oleh orang-orang yang amat baik :'). Saya jadi ingat saat sahabat baik saya membuat postingan tentang persahabatan. Amat terharu :')
Trimakasih Ya Allah.
Semoga kita bisa bersahabat hingga ke syurgaNya, sahabat.
Allahumma amiin.



No comments:

Post a Comment